Berlebihan Puji Kepintaran Anak akan Merusak Motivasi Belajarnya
Banyak para ibu yang terlalu sering memuji anak-anaknya, berlebihan memuji anak justru bisa berdampak buruk bagi pekembangan anak.
Memuji anak adalah hal yang bagus, baik itu tentang cantiknya, tampannya, pintarnya, dll. Hal ini dapat memotivasi anak, tapi jika memuji dilakukan secara berlebihan dan caranya tidak bijak maka bisa berefek buruk.
Photo credit: Gettyimages.com / Jose Luis Pelaez
Para ahli dari penelitian “Psychology Today” mengatakan memuji anak-anak memang dapat membuat anak menjadi nyaman dengan kondisi dirinya, tetapi bisa juga yang terjadi sebaliknya yaitu sesuatu yang tidak diinginkan.
Lebih dari itu, para ahli menjelaskan bahwa memuji kecerdasan anak (secara berlebihan) beresiko merusak motivasi anak untuk menggapai prestasi.
Hal buruk lainnya, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sering dipuji dengan kata-kata seperti “cerdas”, “pintar” atau sebagainya, beresiko untuk lebih cenderung curang di sekolah.
Dalam memuji anak tidaklah boleh sembarangan, perlu cara yang benar untuk melakukannya.
Memuji anak bahwa dia adalah seorang yang baik, sopan santun, akhlaknya baik atau sebagainya, akan mendorong dirinya untuk “mempertahankan reputasi” tersebut. Ini sangat bagus karena anak akan semakin termotivasi untuk selalu bersikap baik dan sopan santun.
Hanya saja, jika orang tua terlalu sering memuji anak dengan kata-kata “pintar”, “cerdas” atau semacamnya, hal ini beresiko menyebabkan anak curang (misalnya: mencontek) agar bisa selalu dipandang sebagai anak pintar.
Dengan begitu, memuji anak tidak boleh sembarangan yang justru merusak diri anak itu sendiri. Dalam memuji anak, tetap harus dilakukan dengan cara-cara yang benar.
Sebuah penelitian dengan melibatkan ratusan anak, yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Anak-anak akan diminta untuk menjawab soal atau tebakan.
Pada tiga kelompok tersebut, anak-anak kelompok A diberitahu seberapa pintar mereka. Anak-anak Kelompok B diberitahu bahwa mereka melakukannya dengan baik. Adapun anak-anak kelompok C tidak mendapatkan pujian apapun.
Pada tes-tes yang dilakukan peneliti, selalu dikatakan kepada anak-anak untuk tidak mencontek.
Dan dari penelitian tersebut diketahui bahwa anak-anak yang dipuji dengan kata “cerdas” secara berlebihan adalah yang terbanyak dalam mencontek jawaban milik orang lain.
Memuji kecerdasan anak boleh-boleh saja sebagai motivasi bagi diri anak (bahkan pujian terkadang diperlukan sebagai apresiasi untuk prestasi anak), hanya saja lakukan dengan bijak agar tidak menimbulkan efek negatif pada kejiwaan anak.
Pakar psikologi menyebutkan dampak negatif berlebihan memuji kecerdasan anak yaitu beresiko menyebabkan anak mudah menyerah pada kesulitan yang dihadapi, selain juga mendorong anak melakukan tidakan menyontek (seperti yang dijelaskan sebelumnya).
Dampak buruk lainnya yaitu menyebabkan anak akan sangat ketakukan dari kehilangan "reputasi" anak cerdas.
Para ahli juga mengatakan bahwa akibat dari orangtua atau guru sering memuji kecerdasan anak, maka yang terjadi setelahnya yaitu kecerdasan mereka cenderung stagnan (tidak mengalami peningkatan) dan mereka juga menjadi sosok yang mudah putus asa saat menghadapi kegagalan.
Dampak buruk selanjutnya yaitu mereka tidak berani untuk menghadapi tantangan karena khawatir tidak lagi dianggap cerdas.
Cara yang salah dan berlebihan dalam memberikan pujian juga beresiko menyebabkan anak menjadi malas, bahkan anak menjadi gila pujian dimana jika tidak mendapatkan pujian seperti yang diharapkan maka akan marah, kecewa, frustasi, dll.
Tips dalam Memuji Kepintaran Anak
Batasilah mengatakan kepada anak “Kamu pintar”, “Kamu cerdas” atau semacamnya.
Hal yang hendaknya lebih sering dikatakan yaitu seperti: “Nilai ulangan matematika kamu bagus, ini karena kamu mempersiapkannya dengan baik dan karena kamu belajar bersungguh-sungguh”.
Tekankan isi pujian pada proses atau usaha yang telah dilakukan anak, ketimbang pujian yang hanya terfokus pada hasil.
Sebagian ahli mengatakan: “Pujilah PROSES bukan HASIL, pujilah upaya dan usaha yang telah dilakukan anak.”
Dengan begitu, mengatakan “Hebat, nilai kamu bagus karena rajin belajar dan disiplin” lebih baik daripada mengatakan “Hebat, nilai kamu bagus, itu baru anak bunda, kamu memang pintar”.
Hal penting lainnya dalam memberikan pujian yaitu hindari kesan menyindir atau memanding-bandingkan dengan orang lain. Hindari suka membandingkan anak dengan anak lainnya.
Selain itu hindari memuji karena ada maunya, misalnya: “Anak cantik tolong ambilkan gadget papa?”
Memuji anak adalah hal yang bagus, baik itu tentang cantiknya, tampannya, pintarnya, dll. Hal ini dapat memotivasi anak, tapi jika memuji dilakukan secara berlebihan dan caranya tidak bijak maka bisa berefek buruk.
Photo credit: Gettyimages.com / Jose Luis Pelaez
Para ahli dari penelitian “Psychology Today” mengatakan memuji anak-anak memang dapat membuat anak menjadi nyaman dengan kondisi dirinya, tetapi bisa juga yang terjadi sebaliknya yaitu sesuatu yang tidak diinginkan.
Lebih dari itu, para ahli menjelaskan bahwa memuji kecerdasan anak (secara berlebihan) beresiko merusak motivasi anak untuk menggapai prestasi.
Hal buruk lainnya, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sering dipuji dengan kata-kata seperti “cerdas”, “pintar” atau sebagainya, beresiko untuk lebih cenderung curang di sekolah.
Dalam memuji anak tidaklah boleh sembarangan, perlu cara yang benar untuk melakukannya.
Memuji anak bahwa dia adalah seorang yang baik, sopan santun, akhlaknya baik atau sebagainya, akan mendorong dirinya untuk “mempertahankan reputasi” tersebut. Ini sangat bagus karena anak akan semakin termotivasi untuk selalu bersikap baik dan sopan santun.
Hanya saja, jika orang tua terlalu sering memuji anak dengan kata-kata “pintar”, “cerdas” atau semacamnya, hal ini beresiko menyebabkan anak curang (misalnya: mencontek) agar bisa selalu dipandang sebagai anak pintar.
Dengan begitu, memuji anak tidak boleh sembarangan yang justru merusak diri anak itu sendiri. Dalam memuji anak, tetap harus dilakukan dengan cara-cara yang benar.
Sebuah penelitian dengan melibatkan ratusan anak, yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Anak-anak akan diminta untuk menjawab soal atau tebakan.
Pada tiga kelompok tersebut, anak-anak kelompok A diberitahu seberapa pintar mereka. Anak-anak Kelompok B diberitahu bahwa mereka melakukannya dengan baik. Adapun anak-anak kelompok C tidak mendapatkan pujian apapun.
Pada tes-tes yang dilakukan peneliti, selalu dikatakan kepada anak-anak untuk tidak mencontek.
Dan dari penelitian tersebut diketahui bahwa anak-anak yang dipuji dengan kata “cerdas” secara berlebihan adalah yang terbanyak dalam mencontek jawaban milik orang lain.
Memuji kecerdasan anak boleh-boleh saja sebagai motivasi bagi diri anak (bahkan pujian terkadang diperlukan sebagai apresiasi untuk prestasi anak), hanya saja lakukan dengan bijak agar tidak menimbulkan efek negatif pada kejiwaan anak.
Pakar psikologi menyebutkan dampak negatif berlebihan memuji kecerdasan anak yaitu beresiko menyebabkan anak mudah menyerah pada kesulitan yang dihadapi, selain juga mendorong anak melakukan tidakan menyontek (seperti yang dijelaskan sebelumnya).
Dampak buruk lainnya yaitu menyebabkan anak akan sangat ketakukan dari kehilangan "reputasi" anak cerdas.
Para ahli juga mengatakan bahwa akibat dari orangtua atau guru sering memuji kecerdasan anak, maka yang terjadi setelahnya yaitu kecerdasan mereka cenderung stagnan (tidak mengalami peningkatan) dan mereka juga menjadi sosok yang mudah putus asa saat menghadapi kegagalan.
Dampak buruk selanjutnya yaitu mereka tidak berani untuk menghadapi tantangan karena khawatir tidak lagi dianggap cerdas.
Cara yang salah dan berlebihan dalam memberikan pujian juga beresiko menyebabkan anak menjadi malas, bahkan anak menjadi gila pujian dimana jika tidak mendapatkan pujian seperti yang diharapkan maka akan marah, kecewa, frustasi, dll.
loading...
Tips dalam Memuji Kepintaran Anak
Batasilah mengatakan kepada anak “Kamu pintar”, “Kamu cerdas” atau semacamnya.
Hal yang hendaknya lebih sering dikatakan yaitu seperti: “Nilai ulangan matematika kamu bagus, ini karena kamu mempersiapkannya dengan baik dan karena kamu belajar bersungguh-sungguh”.
Tekankan isi pujian pada proses atau usaha yang telah dilakukan anak, ketimbang pujian yang hanya terfokus pada hasil.
Sebagian ahli mengatakan: “Pujilah PROSES bukan HASIL, pujilah upaya dan usaha yang telah dilakukan anak.”
Dengan begitu, mengatakan “Hebat, nilai kamu bagus karena rajin belajar dan disiplin” lebih baik daripada mengatakan “Hebat, nilai kamu bagus, itu baru anak bunda, kamu memang pintar”.
Hal penting lainnya dalam memberikan pujian yaitu hindari kesan menyindir atau memanding-bandingkan dengan orang lain. Hindari suka membandingkan anak dengan anak lainnya.
Selain itu hindari memuji karena ada maunya, misalnya: “Anak cantik tolong ambilkan gadget papa?”
Komentar
Posting Komentar